Selasa, 14 Februari 2017

Sensitivitas Asumsi Kenaikan Gaji Tidak Simetris

Pada perhitungan imbalan kerja digunakan asumsi tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Sensitivitas pun ditampilkan untuk melihat naik turunya nilai kewajiban akibat perubahan asumsi, Berikut contoh analisis sensitivitas kewajiban dari suatu perusahaan:





Pada data diatas dapat dilihat nilai kewajiban bertambah 14,86% dengan penambahan tingkat kenaikan gaji 1% dan berkurang 12,06% dengan pengurangan tingkat kenaikan gaji 1%.

Dari hasil sensitivitas ada pertanyaan ; Kenapa hasil sensitivitas perabahan asumsi kenaikan gaji tidak simetris? Apa memang perubahan nilai kewajiban dengan penambahan tingkat kenaikan gaji 1% selalu lebih besar dari pengurangan tingkat kenaikan gaji 1%?

Kita buktikan secara matematis.

Misalkan a = tingkat kenaikan gaji b = sisa masa kerja saat pensiun; (a,b)>0
Karena nilai kewajiban tergantung pada gaji karyawan saat pensiun dikalikan suatu faktor nilai manfaat (biasanya tergantung masa kerja dan mengacu pada UU13), maka untuk melihat hasil kewajiban kita bisa mengambil acuan besar gaji saat pensiun.

Gaji saat Pensiun = Gaji Sekarang*(1+a)^b; nilai (1+a)^b yang akan dijadikan pembuktiannya
Asumsi dasar = (1+a)^b
Sensitivitas a-1% = (0,99+a)^b
Sensitivitas a+1% = (1,01+a)^b

Besar perubahan nilai kewajiban ketika tingka kenaikan gaji bertambah 1%
= (1,01+a)^b - (1+a)^b
Besar perubahan nilai kewajiban ketika tingkat kenaikan gaji berkurang 1%
= (1+a)^b - (0,99+a)^b

Penguraian:
* (1,01+a)^b - (1+a)^b > (1,01+a)^b - (0,99+a)^b
* (1,01+a)^b - (0,99+a)^b > (1+a)^b - (0,99+a)^b
sehingga:
* (1,01+a)^b - (1+a)^b > (1+a)^b - (0,99+a)^b

Dapat kita lihat bahwa besar perubahan nilai karena tingkat kenaikan gaji +1% akan lebih besar dibandingkan tingkat kenaikan gaji -1%, hal ini pun tidak hanya berlaku untuk sensitivitas 1%, tetapi berlaku untuk sensititas c% dengan c>0.

Hanya satu kondisi sensitivis menjadi simetri, yaitu ketika kondisi b=1.


Sudah jelas bahwa sensitivitas perubahan asumsi gaji tidak simetris, penambahan tingkat kenaikan gaji akan membuat perubahan nilai yang lebih besar dibandingkan dengan tingkat penurunan gaji dengan nilai sama. Pembuktian konsep pun dapat diterapkan pada sensitivitas asumsi tingkat bunga diskonto.

Rabu, 01 Februari 2017

Tingkat Kenaikan Gaji

Penentuan tingkat kenaikan gaji dalam menentukan nilai kewajiban di imbalan kerja merupakan sesuatu yang sangat berpengaruh. Beberapa kasus perusahaan penambahan asumsi kenaikan gaji sebesar 1% akan membuat nilai kewajiban meningkat sampai 10%. Oleh karena asumsi yang digunakan dalam perhitungan imbalan kerja tidak boleh bias, maka asumsi yang digunakan pun harus bisa mendekati realisasi yang terjadi.

Tingkat kenaikan gaji yang digunakan dalam laporan imbalan jangka kerja tidak harus sama dengan realisasi pada tahun sebelumnya. Asumsi tingkat kenaikan gaji yang digunakan adalah asumsi dalam jangka panjang, tetapi data histori pun tetap diperlukan untuk menentukan nilai yang sesuai. Asumsi tingkat kenaikan gaji bisa disebabkan oleh beberapa hal diantaranya tingkat inflasi, senioritas, promosi, penawaran dan permintaan tenaga kerja dan beberapa hal relevan lainnya. Jika tingkat inflasi berkisar 3-6% lalu faktor dari senioritas dan promosi berkisar 2-3% maka patokan tingkat kenaikan gaji yang bisa digunakan adalah 5-10%.


Selasa, 10 Mei 2016

Pengaruh Perubahan Asumsi pada Nilai PBO dan CSC

Sekedar membuat tulisan untuk ilmu yang baru diketahui. Masih mau membahas tentang laporan PSAK 24 tentang Imbalan Kerja. Dalam laporan PSAK salah satu nilai yang dicari adalah nilai CSC dan PBO disuatu perusahaan.

Current Service Cost (CSC) disebut biaya jasa kini merupakan nilai kewajiban kini atas jasa pekerja dalam periode berjalan.
Present Value of Obligation (PBO) disebut biaya jasa kini merupakan nilai sekarang dari manfaat imbalan kerja yang akan dibayarkan pada masa mendatang (PVFB = Present Value of Future Benefit) untuk masa kerja yang telah dilaluinya.

Rumusan:
CSC = PVFB / Total Masa Kerja
PBO = PVFB / Total Masa Kerja * Masa kerja lalu 

Untuk menentukan nilai CSC dan PBO ini dibutuhkan beberapa asumsi, yang penulis ketahui diantaranya tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Berikut perubahan nilai yang terjadi dengan mengubah asumsi:
1. Tingkat Diskonto yang berbading terbalik.
Tingkat diskonto digunakan untuk menentukan nilai sekarang yang nantinya digunakan untuk menghitung FVFB. Ketika tingkat diskonto kecil maka nilai sekarang yang dihitung tentu akan lebih besar dibandingkan ketika menggunakan tingkat diskonto yang lebih besar. Jadi ketika tingkat diskonto sedang rendah maka nilai PBO dan CSC cenderung akan menjadi besar, hal ini disebabkan karena nilai PVFB yang dihitung akab bernilai besar. Sehingga sudah jelas nilai tingkat diskonto akan berbanding terbalik dengan nilai PBO dan CSC.
2. Tingkat kenaikan gaji berbading lurus.
Tingkat kenaikan gaji digunakan untuk menentukan future value pula untuk gaji seseorang dimasa mendatang. Sudah jelas dengan asumsi kenaikan tingkat gaji yang lebih tinggi akan membuat future value gaji semakin besar pula, sehingga nilai CSC dan PBO akan semakin besar.

Senin, 09 Mei 2016

Imbalan Kerja berdasarkan UU 13 Tahun 2013

Berhubung dikantor kebagian tugas buat Laporan PSAK 24 tentang Imbalan Kerja, jadi mau bahas besar manfaat pensiun, meninggal dunia, sakit/cacat tetap berdasarkan UU No 13 Tahun 2013.

Rincian besar manfaat :
Manfaat Pensiun Normal = (2 x PSG + 1 x PMK) x 1.15 x Gaji Terakhir
Manfaat Meninggal Dunia = (2 x PSG + 1 x PMK) x 1.15 x Gaji Terakhir
Manfaat Sakit/ Cacat Tetap = (2 x PSG + 2 x PMK) x 1.15 x Gaji Terakahir

Keterangan:
PSG = Besar Nilai Pesangon
PMK = Besar Nilai Penghargaan Masa Kerja

Tabel Nilai PSG dan PMK
Masa Kerja (MK)
PSG
PMK

MK < 1

1
0
1
</=MK <
2
2
0
2
</=MK <
3
3
0
3
</=MK <
4
4
2
4
</=MK <
5
5
2
5
</=MK <
6
6
2
6
</=MK <
7
7
3
7
</=MK <
8
8
3
8
</=MK <
9
9
3
9
</=MK <
12
9
4
12
</=MK <
15
9
5
15
</=MK <
18
9
6
18
</=MK <
21
9
7
21
</=MK <
24
9
8

MK >=
24
9
10


Cohtoh menghitung besaran manfaat pensiun:
Seseorang telah bekerja diperusahaan selama 25 tahun dan pensiun di usia 56. Besar gaji dia ketika itu adalah 10 juta. Berdasarkan hal tersebut maka besar PSG = 9, dan PMK = 10 dengan menggabil nilai MK = 25. Sehingga manfaat pensiun yang akan diterima adalah 207jt [(2 x 9 +10) x 1.15  10jt ].

Biasanya besaran manfaat ditambah pula dengan pergantian hak (PH). Dan rincian besar manfaat pun bisa perusahaan tentukan sendiri, tetapi jika nilai manfaat yang telah ditetapkan perusahaan nilainya lebih kecil dari yang ditetapkan UU maka perusahaan tetap harus membayarkan manfaat sesuai UU.